Taman Mini Indonesia Indah - TMII Jakarta

Keong Emas TMIIPagi itu, kami berangkat dari Hotel menuju Taman Mini Indonesia Indah tidak menemui kendala yang berarti, alias lancar tanpa macet. Tidak tejadi antrian di gerbang masuk, mungkin karena masih pagi.

Tapi tak diduga ternyata, antrian panjang terjadi waktu kami akan naik kereta gantung, lumayan lama juga, kurang lebih satu setengah jam. Memang kereta gantung adalah tujuan utama, karena bisa melihat secara keseluruhan kondisi TMII, meskipun hanya sekilas. Juga bisa melihat miniatur kepulauan Indonesia.


Dulu pertama kali saya datang di TMII adalah pada saat saya kelas 2 SMP. Tidak ada perkembangan yang berarti, andalannya adalah Kereta Gantung dan Keong Emas yang memutar film 3D.



Antrian di Kereta Gantung TMII
Yang baru hanyalah water park, dilihat dari kereta gantung, sangat penuh sesak kolam renangnya, saya kira tidak nyaman berenang di situ, bukan water park tapi people park.

Tapi itu tempat hiburannya, untuk masalah pendidikan dan pengenalan budaya bangsa, Taman Mini Indonesia Indah, patut diacungi jempol.


Miniatur Indonesia di lihat dari Kereta Gantung
Sejak dibuka pada 20 April 1975, taman wisata budaya bangsa, yang diba ngun pada 1971 atas prakarsa almarhumah Ibu Tien Soeharto ini, menjadi unggulan tujuan wisata. Tak hanya untuk wisata, TMII juga dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan informasi tentang berbagai budaya bangsa Indonesia dan sekaligus memperkenalkan kekayaan nusantara kepada generasi muda.

Karena, TMII diperkaya dengan berbagai fasilitas pusat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi, istana anak anak Indonesia, 11 unit taman antara lain taman burung, taman akuarium air tawar, taman bunga keong emas dan 15 unit museum antara lain museum Indonesia, museum transportasi, museum minyak dan gas bumi, kereta api mini dan kereta gantung.Arsitektur TMII berkembang seiring waktu.


View TMII - Taman Mini Indonesia Indah - Jakarta in a larger map

Pada awal TMII dihadirkan, nuansa birokratis dan citra kaku sungguh terasa. Ini dapat terlihat jelas pada arsitektur anjungan daerah, museum fauna Indonesia, dan museum olahraga yang terasa pasif dalam menyajikan materi koleksi.Bentuk bangunan pada awal TMII berdiri juga berkesan lugas, dengan ide dasar metafora langsung bentuk bangun an tradisional, dan juga obyek koleksi seperti bentuk komodo (pada museum fauna Indonesia) dan bentuk bola (museum olahraga).

Mengikuti perkembangan zaman, pada periode 1990-an sampai kini, TMII lebih menekankan aspek edukasi dan rekreasi. Nuansa ini terasa dari sistem penyajian informasi yang interaktif dan komunikatif (seperti pada pusat peraga iptek). Desain bangunan dan lingkungan semakin variatif.

Comments