Sejarah Pesawat Garuda Indonesia

Pramugari Pesawat Garuda Indonesia GA 240 Jakarta - Semarang, mengumumkan bahwa cuaca kurang bersahabat, dan diharapkan para penumpang kembali ke tempat duduk dan mengenakan sabuk pengamanan. Benar saja tidak terlalu lama, guncangan terjadi dan pesawat masuk ke awan yang pekat.

Begitu mendarat di Bandara Ahmad Yani Semarang, hujan lembat menyambut kami. Alhamdulillah, landing berjalan dengan mulus. Tidak salah memang, Garuda terkenal dengan safety yang baik di dunia penerbangan di Indonesia.

Sebelum mendarat, Saya membaca tulisan tentang "Sejarah Garuda Indonesia" dari The Magazine of Garuda Indonesia, berikut adalah kutipannya.

Sejarah penerbangan komersial di Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari masa-masa perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia dan juga usaha mempertahankan kemerdekaan tersebut.

Sejarah ini dimulai ketika pada tahun 1948, guna menunjang mobilitas pemimpin pemerintahaan, Presiden Soekarno menghimbau kepada pengusaha dan rakyat Aceh untuk menghimpun dana guna pembelian pesawat terbang. Terkumpullah sejumlah uang untuk membeli sebuah pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota yang kemudian diberikan registrasi RI-001 dengan nama "Seulawah" yang berarti "Gunung Emas".

Berhubung jadwal penerbangan cukup padat, maka pesawat RI-001 harus menjalani perawatan yang dilakukan di luar negeri, dan tanggal 7 Desember 1948 pesawat RI-001 mendarat di Calcutta, untuk mulai perawatan.

Namun, ketika sedang menjalani perawatan di India, pada tanggal 19 Desember 1948 tentara Belanda melancarkan agresi militer kedua, sehingga setelah perawatan selesai, pesawat RI-001 tidak dapat kembali ke Indonesia.

Pada saat bersamaan, Pemerintah Burma tengah memerlukan angkutan udara. Guna mencari dana bagi keberadaan para awak pesawat, maka diputuskan pesawta RI-001 disewakan kepada pemerintah Burma. Akhirnya, pada tanggal 26 Januari 1949 pesawat RI-001 tersebut diterbangkan dari Calcutta ke Rangoon dan diberikan nama "Indonesia Airways".

Adapun nama "Garuda" diberikan oleh Presiden Soekarno sendiri yang mengutip sajak Bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal saat itu, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw einladen", yang artinya "Aku adalah Garuda, burung milim Wishnu yang membentang sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu".

Tanggal 28 Desember 1949 pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota PK-DPD sudah dicat dengan logo "Garuda Indonesian Airways" terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini merupakan penerbangan pertama kali dengan nama "Garuda Indonesian Airways".

Comments